www.kebumennews.info | Media Online: 'Khadafi Tidak Gila, Ia Jahat'

'Khadafi Tidak Gila, Ia Jahat'

Personal Blogs

Kebumennews - Jakarta, Seorang jurnalis Amerika Serikat (AS) pernah mendapat kesempatan langka mewawancarai pemimpin Libya Muammar Khadafi. Di akhir kisah, ia membuat kesimpulan yang membuat bulu kuduk merinding.
Kesempatan emas menghampiri fotografer Kimberly Butler melalui panggilan telepon pada 1989 silam. Ida Astute, editor foto ABC mengatakan padanya, “Kim, Barbara (Walters) akan mewawancarai Khadafi. Saya tak tahu kau mau ikut atau tidak, kalau tidak juga tak apa-apa,” katanya.
Tawaran Astute itu bernada ragu-ragu. Tak heran, mengingat Kementerian Luar Negeri sudah menyampaikan dengan jelas, mereka takkan bertanggung jawab jika ada hal buruk terjadi. “Ini pelajaran dasar jurnalisme, kau tahu apa yang kau hadapi dan bertanggung jawab sendiri,” lanjut Astute.
Pikiran pun segera berkecamuk dalam kepala Kimberly atau yang kerap disapa Kim. Pasalnya tiga tahun sebelumnya, tepatnya 1986, AS atas perintah Presiden Ronald Reagan melakukan serangan udara ke Libya, setelah negara di Afrika Utara tersebut mengebom diskotek Jerman.
Ini berarti, bila kini Khadafi mau diwawancara, pastilah karena pria ini ingin sesuatu, seperti pencitraan melalui media Amerika. Maka, sebelum Astute melanjutkan kata-katanya, Kim langsung pun mengambil keputusan untuk pergi.
Banyak yang menilai Kim gila, ada pula yang ingin tahu apakah Kim merasa takut. Namun, Ia hanya bisa menjawab ya tanpa penjelasan lebih lanjut. Sesungguhnya, Kim tertarik pergi ke tempat yang dianggap berbahaya itu karena gairah jurnalisnya. “Saya ingin menjadi saksi sebuah sejarah. Bahaya, tapi tidak membosankan,” ujar Kim.
Keesokan harinya, Kim dan Walters, bersama dua produser, juru kamera dan suara berangkat dari New York langsung berangkat dengan pesawat ke Swiss, baru kemudian ke Ibukota Libya, Tripoli. Belum pernah ada yang bertemu Khadafi secara langsung dan mereka luar biasa tegang. Apalagi orang Libya yang ia kenal dalam perjalanan, ternyata juga merasakan hal sama ketika hendak menemui Khadafi.
Seorang pria bertanya, apakah ia akan menemui Khadafi sang pemimpin. Menurutnya, Kim dan kawan-kawan tak mungkin ada dalam pesawat itu jika bukan tamu undangan. Mendengar hal itu, Kim pun mulai menyadari sesuatu,“Saya merasa sedikit mengerti, tentang bagaimana Khadafi menjalankan negaranya,” ujar Kim.
Rombongan Kim tiba di Libya pada malam hari dan langsung dibawa ke kompleks tenda Khadafi. Sekian lama menanti, tiba-tiba muncul bocah berpakaian militer lengkap, dengan senjata otomatis. Bocah itu duduk persis di sebelah Kim, dengan jari berada di pelatuk senjata, siap menembak. Di tengah malam dengan dingin yang menggigit, kehadiran bocah bersenjata pun menambah tegang suasana.
Mereka semua duduk dalam diam hingga Kim akhirnya tak tahan. Ia menawarkan permen karet kepada si bocah yang langsung mengambilnya. Saat ditanya berapa usianya, bocah menunjukkan angka 12 dengan jarinya.
Hening masih menyeruak, ketika tiba-tiba terdengar senandung nada dari bibir si bocah, sepenggal musik dari Michael Jackson, “Thriller, thriller..,” Kata yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘mengerikan’ atau ‘menggetarkan’. Kami pun serentak langsung menengok ke arah bocah tersebut. Ketegangan di tenda terasa mulai sirna, apalagi tidak lama kemudian, si bocah keluar meninggalkan Kim dan kawan-kawan.
Matahari terbit dan mereka kembali menantikan kedatangan Khadafi, yang ternyata baru berkenan menemui mereka di pagi hari. Sang pemimpin datang dengan mobil VW Beetle. Dalam pertemuan pertamanya itu, Kim merasa Khadafi memancarkan aura mempesona, sebagaimana pemimpin seharusnya. Senyuman dan keramahan Khadafi membuat suasana tidak terlalu tegang. Apalagi dalam wawancara, Khadafi banyak tertawa kecil dan terlihat sangat riang.
Usai wawancara, mereka diajak berkeliling kompleks tempat tinggal Khadafi. Ia menunjukkan bekas rumahnya yang hancur dibom jet tempur AS. Termasuk patung tangan raksasa yang menggenggam jet tempur berbendera AS hingga ringsek. Kemudian, mereka kembali ke dalam tenda dan menemui istri serta anak-anaknya.
Anehnya, tak ada satu anggota keluarga Khadafi yang menunjukkan senyum. Putranya terlihat marah, sedangkan putrinya tampak sangat sedih dan menunduk kepalanya. Ketika semua orang berpamitan, Kim langsung beranjak keluar untuk mengambil foto Khadafi saat melangkahkan kaki keluar dari tenda.
Klik! Kamera dijepret. Kim pun mendapat gambar raut wajah sang pemimpin yang mengungkapkan segala rahasia dan masalahnya. “Pria ini tidak gila, ia jahat (evil),” simpul Kim. [ast]

lintasberita
Posted by Admin on 17.12. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0

0 komentar for �'Khadafi Tidak Gila, Ia Jahat'�

Leave comment

terimakasih sobat sudah kasih motifasi untuk jadi lebih maju....

Recent Entries

Recent Comments

Photo Gallery