Marzuki Alie: Pelajaran Etika Minim

Kebumennews, Pendidikan hanya terpusat di sekolah-sekolah, terlebih pelajaran mengenai etika. Padahal pendidikan moral dan budi pekerti di lingkungan masyarakat serta keluarga juga tidak kalah penting.
Demikian disampaikan Marzuki Alie ketika menjawab pertanyaan seorang bloger muda yang duduk di bangku SMA tingkat pertama, pada acara Kompasiana MODIS (Monthly Discussion) di Jakarta, Sabtu (26/2/2011)
Blogger
Joshua yang masih belia itu menanyakan kegelisahannya yang kerap
melihat dan mendengar etika dan moral anggota Dewan yang buruk, seperti
berteriak-teriak saat sidang dan melakukan tindakan yang tidak
sepantasnya.
Marzuki Alie menambahkan, akibat
dari kurangnya pendidikan budi pekerti yang baik di lingkungan
masyarakat dan keluarga akan melahirkan warga masyarakat yang tidak
memiliki etika dalam bertindak maupun berucap, seperti halnya yang
diderita bebeapa anggota Dewan tertentu saat ini. Namun Marzuki tidak
menyebut siapa anggota Dewan dimaksud.
Marzuki
Alie yang menjadi pembicara tunggal di Kompasiana MODIS ini juga
menyinggung masalah kode etik DPR yang disusun oleh Badan Kehormatan
(BK), yang dinilai masyarakat hanya sebuah akal-akalan agar citra DPR di
mata masyarakat pulih.
“Kode etik dibuat untuk mengatur hal-hal yang tidak diatur di peraturan yang lebih tinggi (UU) supaya lembaga berjalan baik,” kata Marzuki menjawab pertanyaan dari seorang bloger Kompasiana yang menanyakan seberapa penting kode etik DPR.
Dalam
acara Kompasiana MODIS yang berdurasi sekitar dua jam ini, Marzuki Alie
mengaku senang dapat bertatap muka dan berdiskusi dengan masyarakat
terutama para pengguna social media seperti bloger Kompasiana.
“Saya
senang dengan acara seperti ini, tatap muka dan berdiskusi, sehingga
dapat bicara utuh apa adanya tanpa harus dipotong-potong, seperti yang
kerap dilakukan oleh media-media dalam pemberitaannya dan menimbulkan
salah persepsi,” kata Marzuki.

